17. Hari Tersial

Kaos polos dan celana pendek mendekap seluruh tubuhnya, serta topi hitam yang bertengger pada kepalanya. Dirinya sudah siap untuk bertemu dengan seseorang yang telah ia ajak bertemu secara nyata.

“Kayes baru aja ngadu ke Bunda”, ucap bundanya tiba-tiba saat ia baru keluar dari kamarnya.

“Dia bilang kamu ga mau nganterin dia, dan kamu malah ngomong kasar”, lanjut bundanya, kini atensinya beralih pada putranya.

Pengadu sialan….

“Salah Kayes sendiri, Bun”, balas Dryan.

“Loh, kamu kok malah nyalahin dia sih?”

“Gimana ga Dryan salahin. Orang dia juga punya tangan, punya kaki, kenapa ga mandiri?”

Bunda hanya menghela nafas, tidak habis pikir dengan anaknya.

“Orang sakit tuh badannya lemes, Yan”.

“Tau, kan dia cuma ga enak badan. Bukan lumpuh”.

“Bunda ga mau tau, anterin Kayes sekarang. Orang kamu ga kemana-mana kan?”

“Dryan ada janji sama seseorang, Bun. Dryan ga enak kalo mau batalin janji”.

Lagi-lagi, bundanya hanya menghelat nafas.

“Ga nganterin Kayes bisa, masa batalin janji ga bisa”, sindir bundanya.

“Yaudah, iya. Dryan anterin Kayes”.

Motor yang ia kendarai terparkir, keduanya langsung turun. Berjalan memasuki gedung yang biasanya merawat orang sakit.

“Cepetan masuk”.

“Ayo, sama kamu. Takut kalo tiba-tiba ada hantu”.

Lebay

“Yang ada hantunya takut sama lo”.

“Kok gitu sih? Aku serem emangnya?”

“Serem banget, gue aja takut sebenernya sama lo”.

Bawa aku pergi dari sini….

Related posts:

Financial betting is commonly known as gambling, although it’s not exactly gambling. What financial betting does is place a wager against a bookmaker’s odds of certain events occurring. In this case…